KISAH RASULULLAH SAW MENYEMBUHKAN MATA YANG TERCONGKEL KELUAR


Suatu hari, umat Islam telah memenangi sebuah perang. Ya, perang itu ialah perang Badar. Akan tetapi karena pasukan pemanah muslim yang berada di atas bukit sudah mengabaikan perintah Rasulullah SAW. 

Para pemanah muslim tergiur dengan harta yang berserakan di bawah bukit. Kendati Rasullullah SAW sudah melarang mereka, namun para pemanah itu melanggar aturan Rasulullah SAW tersebut.

Akhirnya keadaan menjadi berbalik. Umat Islam terdesak. Saat itu juga panglima perang kafir berhasil merebut posisi strategis, dan menempatkan prajurit pemanah di atas bukit yang ditinggalkan kaum muslimin.

Pasukan kafir berhasil meluluh-lantahkan pasukan islam yang berada di bawah bukit. Mereka menghujani anak panah hingga banyak pasukan islam yang tewas. Tak luput pula, Rasulullah SAW menjadi sasaran bidikan anak panak pasukan musuh tersebut.

Bersamaan dengan itu, sebuah pasukan khusus datang menyerbu Rasulullah SAW sehingga wajah dan bibir beliau tergores oleh pedang musuh. 

Prajurit muslim yang mengetahui hal itu, segera saja berkumpul mengelilingi tubuh Rasulullah SAW. Sebuah benteng berupa tubuh prajurit muslim itu berusaha sekuat tenaga agar Rasulullah SAW selamat dari serangan panah dan sabetan pedang musuh.

Saat itu, ada dua orang sahabat yang memeluk tubuh Rasulullah SAW. Dua orang tersebut bernama Abu Dujanah dan Qatadah. Abu Dujanah yang merangkul tubuh Rasulullah SAW dari depan terkena sabetan pedang beberapa kali hingga tubuhnya bersimbah darah. 

Sedangkan Qatadah sendiri yang memeluk Rasulullah SAW dari arah belakang terkena anak panah salah satu matanya hingga bola matanya keluar. Akibatnya, darah pun menyembur keluar dari mata dan Sahabat Qatadah dan ia berkata,

Wahai Rasulullah, mataku....mataku...” 
Sebuah panah menancap pada bagian bola matanya. 

Darah segar pun mengalir deras tanpa henti dari mata salah satu sahabat utama Rasulullah SAW itu.

Saat itu, para sahabat pun sebagian hendak mengambil anak panah yang tertancap pada bola mata Qatadah

Namun, sebagian lagi memilih untuk menyampaikan kabar tersebut kepada Rasulullah SAW.  Saat mendengar kabar itu, Rasulullah SAW meminta agar Qatadah mendatangi beliau.

Kondisi mata Qatadah yang luka parah itu memang sangat sulit dan mustahil untuk diobati.  Namun dengan keutamaan yang dimiliki Rasulullah SAW, maka mata dari Qatadah bisa sembuh.

Sebelum mencabut anak panah dari bola mata Qatadah, Rasulullah SAW terlebih dulu bertanya kepada Qatadah. 

Saat itu, Qatadah dihadapkan pada dua pilihan oleh Rasulullah SAW. 

Pilihan itu adalah mencabut anak panah tersebut dari mata Qatadah, tetapi tak menjamin mata Qatadah pulih seperti semula.

Sehingga Rasulullah SAW meminta Qatadah bersabar dengan pilihan pertama tersebut dan dijanjikan surga oleh Rasulullah SAW. 

Kemudian pilihan ke dua adalah, Rasulullah SAW akan mencabut anak panah dari mata Qatadah dan ada jaminan matanya akan pulih kembali. 

Namun, tak ada janji surga dalam pilihan ke dua tersebut.

"Wahai Abu Qatadah, jika kau sabar kau akan masuk surga. Tapi jika engkau mau aku akan mendoakanmu dan tak ada jaminan surga," kata Rasulullah SAW saat itu.

Saat dihadapkan dengan dua pilihan tersebut, Qatadah pun terdiam sejenak. 

Dia berpikir keras dengan pilihan apa yang ia ambil. Terlebih, saat itu Qatadah disebutkan akan segera menjalankan pernikahan.

Tak disangka, Qatadah saat itu menjawab jika ia ingin matanya pulih kembali. 

Namun, ia juga meminta kepada Rasulullah SAW agar didoakan untuk bisa masuk surga yang dijanjikan Allah SWT kepada umat muslimin.

Jawaban Qatadah itu pun disebut telah membuat Rasulullah SAW tersenyum. 

Tak lama, Rasulullah SAW pun mencabut anak panah yang menancap pada bola mata Qatadah dan berdoa. 

"Ya Allah, lindungilah mata Qatadah sebagaimana ia telah melindungi Nabi-Mu. Kembalikan matanya hingga lebih elok dan lebih tajam.”

Sungguh ajaib, mata Qatadah kembali seperti semula dan bisa melihat lagi tubuh musuh. Qatadah yang menyadari akan hal itu, belum sempat berterimakasih, langsung saja menyabetkan pedangnya ke tubuh musuh yang berada di depannya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel