KISAH IBLIS YANG SELALU DISERUPAI ISTRI FIR'AUN KETIKA DIRANJANG
Kisah ini bermula ketika Firaun ditinggal mati oleh istrinya dan ingin mencari istri yang baru.
Pada suatu hari Firaun memerintahkan kepada salah seorang menterinya bernama Haman untuk datang dan melamar seorang perempuan bernama Asiyah.
Tapi lamaran Firaun ditolak oleh Asiyah karena ia tahu bahwa Raja Mesir ini adalah orang yang buruk sifatnya.
Mengetahui lamarannya ditolak, Firaun pun marah lalu mengutus bala tentaranya untuk menangkap orang tua Asiyah, mereka pun dipenjara dan disiksa.
Firaun yang merasa bisa melakukan apa saja tak mampu mendapatkan hati dari Asiyah.
Firaun pun memaksa Asiyah untuk menikah dengannya padahal Asiyah sudah menolaknya dengan tegas.
Asiyah tak sudi dinikahi Firaun karena ia raja yang ingkar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Firaun lalu mengancam untuk membunuh orang tua dari Asiyah hingga membuatnya harus menikah dengan Firaun.
Meski berstatus istri raja Mesir yang kafir namun Asiyah memisahkan diri dengan suaminya dalam kekafiran.
Dalam sebuah kisah disebutkan ketika malam pertama saat Firaun ingin menggauli istrinya saat itu datanglah sosok iblis perempuan yang menjelma sebagai wujud Asyiah.
Setiap kali Firaun menggauli istrinya itu bukanlah sosok Asiyah karena kemuliaannya sudah dijaga oleh Allah agar kesuciannya tidak disentuh oleh penguasa dzalim.
Asiyah secara diam-diam beriman kepada syariat Nabi Musa Alaihissalam. Asiyah juga menyembunyikan keimanannya di hadapan Firaun karena mengaku Tuhan yang wajib disembah.
Asiyah menyembunyikan keimanannya karena khawatir apabila suaminya tahu maka nyawanya akan terancam seperti Masyitoh tukang sisir putrinya Firaun.
Masyitoh juga menyembunyikan keimanannya di hadapan Firaun hingga pada akhirnya ia digoreng hidup-hidup bersama semua anaknya.
Asiyah tak tahan dengan perbuatan biadab suaminya yang tega menggoreng hidup-hidup Masyitoh dan semua anak-anaknya.
Ia pun marah marah besar kepada suaminya Firaun dan lantas mendatangi Firaun.
"Celakalah engkau wahai suamiku, alangkah beraninya engkau kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," kata Asiyah.
Firaun terkejut mendengar istrinya menyebut nama Allah persis seperti yang dikatakan Masyitoh.
Firaun pun marah kemudian meminta Asiyah menarik kata-katanya kembali tapi Asiyah tidak menurutinya.
Akhirnya Firaun pun semakin marah mendengar perkataan Asiyah hingga ia mengusirnya.
Keesokan harinya Firaun mengumpulkan seluruh pejabat-pejabat Mesir dan bertanya pendapat mereka tentang Asiyah binti Muzahim.
Mereka menjawab dengan pujian-pujian karena Asiyah dikenal sebagai seorang wanita yang baik.
Firaun berkata bahwa Asiyah telah menyembah Tuhan selain dirinya maka pejabat-pejabat Mesir itu meminta Asiyah harus dibunuh.
Akhirnya Asiyah ditangkap dan tubuhnya diikat di sebuah batu kemudian dia dibawa ke tengah padang pasir yang sangat panas.
Asiyah ditinggalkan dengan posisi dirinya terikat di bawah terik matahari padang pasir.
Firaun berprasangka bahwa Asiyah pasti akan meminta tolong kepadanya dan mau kembali menuhankan dirinya.
Selama Asiyah ditinggal sendirian di tengah padang pasir, Nabi Musa datang kepadanya lalu memegang tangan Asiyah.
Nabi Musa kemudian membisikkan di telinga ibu angkatnya bahwa Allah tidak akan melimpahkan rasa sakit kepada Asiyah
Firaun kembali mendatangi Asiyah bersama pasukan kerajaan lalu bertanya siapa yang patut disembah apakah Allah atau dirinya.
Namun karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala sudah menanamkan keimanan di hatinya Asiyah menjawab tiada Tuhan selain Allah yang patut disembah.
Firaun yang murka lalu menyiksa Asiyah dengan memukulinya secara membabi buta dalam posisi terikat di bawah terik matahari.
Sambil dipukuli Asiyah dipaksa murtad namun ia tetap menolak sampai-sampai pakaiannya terlepas sebagian karena siksaan Firaun.
Asiyah yang tidak merasakan rasa sakit malah tersenyum dan tertawa ketika disiksa Firaun.
Firaun yang sangat marah karena Asiyah tetap tidak mengikuti perintahnya akhirnya memutuskan membunuh Asiyah binti Muzahim.
Asiyah yang mengetahui ajalnya sudah dekat lalu mengangkat wajahnya ke langit dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Asiyah meminta untuk dibangunkan sebuah istana di surga untuknya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun langsung mengabulkan doanya.
Maka Allah menampakkan istana yang diminta Asiyah hingga ia benar-benar bisa melihat istana tersebut lalu tersenyum.
Firaun yang heran melihat Asiyah lalu berkata bahwa istrinya itu semakin gila sementara ia sedang diazab.
Asiyah binti Muzahim pun dibunuh oleh Firaun beberapa saat setelah ia melihat istana untuknya di surga.