KISAH WAFATNYA SAYIDAH ZAINAB, PUTRI DARI FATIMAH AZ-ZAHRO



 Sayyidah Zainab cucu Rasulullah merupakan salah satu keluarga Nabi yang menjadi saksi atas kejamnya peristiwa Karbala.


Walaupun sedih atas terpenggalnya kepala Sayyidina Husein, Sayyidah Zainab tetap sosok yang dermawan, cerdas dan penuh kasih sayang.

Dijelaskan, Sayyidah Zainab lahir pada tahun ke-5 hijriah setelah kelahiran Sayyidina al-Muhassan yang lahir setelah Sayyidina al Husein.

Sayyiduna al-Muhassan meninggal waktu kecil, ada juga riwayat yang mengatakan meninggal dalam keadaan keguguran. 

Jadi, Sayyidah Zainab merupakan anak ke-4 dari Sayyidah Fatimah Azzahra, setelah itu baru lahir Umm Kultsum.

Jadi Sayyidah Fatimah punya 5 anak: Hasan, Husein, al-Muhassan, Zainab dan Umm Kultsum.

Ketika tragedi Karbala, usai terpenggalnya kepala Sayyidina Husein, Sayyidah Zainab dan keluarga Nabi yang lain digiring dari Kufah menuju Syam.
Sayyidah Zainab kemudian kembali ke Madinah, tapi ditolak karena alasan politis. 

Akhirnya, Sayyidah Zainab dan keluarga Nabi pergi menuju Mesir.

Sayyidah Zainab radhiyallahu 'anha wa 'alaihassalam tiba di Mesir dalam keadaan sakit disebabkan banyaknya penderitaan di Karbala, digiring ke Syam kemudian diantar ke Madinah.

Keberadaan Sayyidah Zainab di Mesir dipenuhi dengan berbagai kesibukan. Siang hari; puasa, mengajar dan melayani kaum lemah dan orang-orang miskin. Makanya diberi gelar 'Umm al-'Awaajiz'.

Sayyidah Zainab mendahulukan kaum miskin, meskipun beliau sendiri lapar. Sementara malam hari, diisi dengan pembacaan al-Qur'an, munajat, sedikit sekali

Sayyidah Zainab banyak mendoakan umat, terutama warga Mesir. Malam ke-15 Rajab 62 Hijriah, sakit Sayyidah Zainab makin parah, maka para putri Sayyiduna Husein radhiyallahu 'anhu pun berkata: "Wahai Bibi, apakah kami panggilkan dokter?".

Sayyidah Zainab menjawab:

"Kita bukanlah golongan yang mementingkan dunia dan menginginkan kekal di dunia, karena kita keluarga Nabi dan pertemuan yang paling kita sukai adalah bertemu Allah. Dan dokter tidak mempercepat ajal atau memperlambatnya."

Kemudian Sayyidah Zainab berkata: "Sesungguhnya kakekku Rasulullah, ayahku Ali, ibuku Fatimah, kedua saudaraku al-Hasan & al-Husein memanggilku. Dan aku mencintai pertemuan dengan para kekasih."

Setelah pertengahan malam, munajat Sayyidah Zainab makin lirih, sampai akhirnya ruh beliau keluar setelah hidup di Mesir selama 11 bulan 15 hari.

Dimakamkan dalam kamar beliau di ruangan yang sekarang berada dalam masjid dengan nama beliau.

"Jika matahari dunia tenggelam, maka matahari Zainab di hati kita tidak akan pernah tenggelam."



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel