KISAH TERCIPTANYA LUBANG DUBUR DAN KUBUL PADA MANUSIA


Kisah ini diangkat dari riwayat Ibnu Abbas RA berikut kisahnya 

Adam mengadu kepada Jibril karena lapar. Sebab, dia telah tinggal selama 40 tahun belum pernah makan dan minum. Jibril pergi dan datang lagi dengan membawa dua kerbau dari surga. 

Yang satu berwarna hitam; satunya lagi berwarna merah. Jibril mengajarkan kepadanya bagaimana cara mengolah tanah. 

Setelah diajari, mulailah Adam membajak. Kemudian Jibril membawakan segenggam benih gandum dan mengajarkan bagaimana cara menanamnya. Setelah tahu, mulailah Adam menanamnya.

Setelah Adam menanam, seketika itu juga gandum itu tumbuh, bertangkai, dan pada hari itu juga berbuah. 

Kemudian Adam diajari bagaimana cara memanen. Setelah tahu, dia mulai memanen, menebah, dan menampi di udara. Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”

Jibril menjawab, “Sabar.” Kemudian Jibril mengambil dua buah batu dari gunung; kemudian dipakainya batu itu untuk menggiling sampai gandum itu menjadi tepung. Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”

Jibril menjawab, “Sabar.” Lalu Jibril pergi dan membawakan sepercik api dari neraka Jahannam setelah merendamnya di dalam air sebanyak tujuh kali. Sebab, kalau tidak, tentu percikan api itu membakar bumi dan makhluk yang ada di sana.

Kemudian Jibril mengajarkan kepada Adam cara membuat roti. Setelah tahu, mulailah Adam membuat roti. Lalu Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”

Jibril menjawab, “Sabar hingga matahari terbenam; sempurnakanlah puasamu.” Dengan demikian, Adam adalah orang pertama yang berpuasa di muka bumi ini

Setelah matahari terbenam, Adam meletakkan roti di antara dua tangannya. Dia ulurkan tangannya untuk memotong roti. 

Ternyata roti itu terlempar dari antara dua tangannya dan jatuh dari puncak gunung ke bawah. Adam mengikutinya; kemudian dia mengambilnya. Maka, Jibril berkata kepadanya, “Seandainya engkau bersabar, tentu roti akan datang kepadamu tanpa engkau menghampirinya.”

Diriwayatkan bahwa setelah Adam memakan beberapa potong dari roti tersebut, dia menyimpan potongan roti untuk malam berikutnya. Jibril berkata kepadanya, 

“Seandainya engkau tidak melakukan hal itu, tentu tidak akan ada anak cucumu yang menyimpan (sesuatu untuk waktu yang akan datang).” Karena Adam melakukannya, maka hal itu menjadi kebiasaan anak cucu Adam.

Menurut sebuah riwayat, setelah Adam memakan roti tersebut, dia merasa haus, dan kemudian diberi minum air. 

Kemudian dalam badannya dia merasakan sesuatu yang aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah Jibril datang kepadanya, dia mengadukan hal itu. Kemudian Jibril membuat sobekan dari dubur dan kubulnya. 

Seketika itu juga Adam buang air besar dan air kecil.
Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, apabila Adam lapar, dia lupa kepada Hawa; dan apabila kenyang, dia mengingatnya. Suatu hari, dia berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, apakah Hawa masih hidup ataukah sudah mati?”

Jibril menjawab, “Dia masih hidup dan keadaannya lebih baik daripada engkau. Sebab, dia berada di pinggir laut (pantai), dia bisa mencari ikan dan memakannya.”

Adam berkata, “Hai Jibril, aku melihatnya dalam mimpiku malam tadi.”

Jibril berkata, “Wahai Adam, bergembiralah! Allah memperlihatkan Hawa kepadamu semata-mata karena hal itu menunjukkan sebentar lagi engkau bakal berkumpul bersamanya.’”

Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, setelah hari-hari ujian untuk Adam as telah berakhir dan dia telah bertaubat, Allah menerima taubatnya. Itulah firman Allah: Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah : 37).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel