KISAH SULTAN TURKI UTSMANI MENEMUKAN MAYAT SEORANG WALI YANG SEMASA HIDUPNYA GEMAR MEMBELI MINUMAN KERAS DAN MENDATANGI PELACUR
Sabtu, 10 Februari 2024
Edit
Di dalam buku hariannya, Sultan Turki. Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya.
Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.
Sultan berkata kepada kepala pengawal,
"Mari kita keluar sejenak."
Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar.
Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka
di sebuah lorong yang sempit.
Tiba-tiba, mereka menemukan seorang
laki-laki tergeletak di atas tanah.
Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu,
ternyata ia telah meninggal.
Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.
Sultan pun memanggil mereka,
mereka tak menyadari
kalau orang tersebut adalah Sultan.
Mereka bertanya,
"Apa yang kau inginkan?
Sultan menjawab,
"Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya?
Siapa dia?
Di mana keluarganya?"
Mereka berkata,
"Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzinah.!"
Sultan menimpali,
"Tapi . .
bukankah ia termasuk umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?
Ayo angkat jenazahnya,
kita bawa ke rumahnya"
Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya.
Melihat suaminya meninggal, sang istripun pun menangis.
Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan
dan kepala pengawalnya.
Dalam tangisnya sang istri berucap pada jenazah suaminya.
"Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah...Aku bersaksi bahwa
engkau termasuk orang
yang sholeh."
Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget..
"Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah sementara orang-orang membicarakan
tentang dia begini dan begitu,
sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya.?"
Sang istri menjawab,
"Sudah kuduga pasti akan begini..."
"Setiap malam suamiku
keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras
dari para penjual sejauh yang ia mampu.
Kemudian minuman-minuman itu di bawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet,
sambil berkata: "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin."
"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur,
memberi mereka uang dan berkata:
"Malam ini kalian sudah dalam bayaranku,
jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi."
"Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu
dan pemuda-pemuda Islam."
"Orang-orang pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya
dengan berbagai tuduhan
dan menjadikannya buah bibir."
Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku,
"Kalau kamu mati nanti,
tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu"
Ia hanya tertawa, dan berkata,
"Jangan takut bila aku mati, aku akan dishalati oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama dan para Wali."
Mendengar itu semua, Sultan Murad pun menangis, dan berkata,
"Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, menshalatkannya dan menguburkannya."
Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki-laki itu dihadiri
oleh Sultan, para Ulama, para Wali Allah
dan seluruh masyarakat.
*******
(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhary dari _Mudzakkiraat Sultan Murad IV_)
*******
Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini:
Jangan suka menilai orang lain
dari sisi lahiriahnya saja.
Atau menilainya berdasarkan ucapan orang lain.
Terlalu banyak yang tidak kita ketahui tentang seseorang.
Apalagi soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam hatinya.
Kedepankan prasangka baik terhadap saudaramu.
Boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai calon penduduk neraka,
ternyata penghuni Firdaus
yang masih melangkah di bumi...
Jadi,
berhentilah berprasangka
dan menggunjing seseorang
sekalipun orang itu sangat kita kenal.